Hendri Kampai: Indonesia Surplus Janji, Minus Realisasi

    Hendri Kampai: Indonesia Surplus Janji, Minus Realisasi

    PEMERINTAHAN - Indonesia adalah negeri kaya akan janji. Setiap kali musim pemilu datang, rakyat disuguhi pidato-pidato yang membuat hati berdebar penuh harapan. Di podium megah, para pemimpin berbicara tentang keadilan, kesejahteraan, dan masa depan cerah yang konon tinggal selangkah lagi diraih. Pajak tidak akan naik, sekolah akan gratis, koruptor akan dikejar hingga ke Antartika—semua terdengar bak orkestra yang merdu di telinga. Tapi, seiring waktu berlalu, janji-janji itu berubah menjadi angin lalu. 

    Begitu kampanye selesai, realitas mulai menunjukkan wajah aslinya. Pajak naik tanpa basa-basi, membuat rakyat yang sudah pas-pasan semakin tercekik. Pendidikan, yang katanya akan gratis, tetap jadi barang mahal—anak-anak desa harus puas belajar dengan buku lusuh di sekolah yang hampir roboh. Koruptor? Alih-alih dikejar hingga Antartika, mereka hanya "liburan singkat" di penjara mewah sebelum kembali melenggang dengan senyum lebar. 

    Lalu subsidi, yang seharusnya menjadi hak rakyat kecil, perlahan tapi pasti dicabut. Gas melon naik, BBM bersubsidi hilang, listrik semakin mahal. Semua ini terjadi sambil pemerintah berdalih bahwa kebijakan itu untuk "stabilitas ekonomi." Stabil untuk siapa? Tentu saja bukan untuk rakyat jelata. 

    Ketika rakyat mulai menagih janji-janji yang dilontarkan dulu, mereka justru dicap sebagai pembenci atau provokator. Kritik dianggap ancaman. Dianggap tak tahu berterima kasih. Padahal, rakyat hanya ingin apa yang sudah dijanjikan. Rakyat hanya ingin hidup layak, tanpa merasa dipermainkan. 

    Lebih parah lagi, kemiskinan yang seharusnya diberantas malah dijadikan alat pencitraan. Ketika ada kepentingan politik, bantuan sosial mendadak mengalir deras—bukan untuk menyelesaikan masalah, tetapi hanya untuk menampilkan "kebaikan" di layar televisi. Ironisnya, bantuan itu berhenti begitu kotak suara ditutup. Apa yang tersisa? Rakyat kecil tetap miskin, tetap mengemis. 

    Inilah wajah para pemimpin kita: pada tataran ide, mereka "boleh." Pada tataran praktek, mereka "memble." Mereka lihai dalam beretorika, tapi gagap dalam bekerja. Ketika janji ditegakkan tinggi-tinggi, yang terjadi justru makian kepada rakyat yang menagihnya. 

    Kita, sebagai rakyat, harus terus bersuara. Harus terus menuntut agar janji tak hanya menjadi dekorasi politik. Karena sejatinya, kepemimpinan bukan tentang kata-kata indah, melainkan tentang tindakan nyata. Jangan biarkan retorika kosong terus menerus menindas impian kita akan Indonesia yang lebih baik.

    Jakarta, 28 Desember 2024
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    hendri kampai janji indonesia
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Sosialisasi Eksternal Perma No. 6 Tahun...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Ratusan Warga Gruduk Kantor Desa Sindangjaya    Mangunjaya
    Polsek Bogor Timur Lakukan Bersih-bersih Masjid
    Bhabinkamtibmas Kelurahan Cipaku Sambang Satpam PDAM
    Bhabinkamtibmas Monitoring Pembagian Bansos Beras
    Kodim 1715/Yahukimo Melaksanakan Minggu Kasih Dengan Berbagi Makanan Kepada Jemaat Gereja Maranatha dan Gereja Eben Haezer Dekai Dalam Rangka HUT Kodam XVII/Cenderawasih Ke-61 Tahun
    Kick Off HKSN 2024 Dimulai di Desa Talaga: Gotong Royong, Solidaritas, dan Harapan Baru
    Lanal TBA Amankan Penemuan Diduga Bom Peninggalan Perang Dunia II di Sungai Silau
    Babinsa Koramil Jila Dampingi Pemusnahan Obat-Obatan Kadaluwarsa di Puskesmas Jila
    Jelang Akhir Tahun 2024, Kades Talaga Bersama Masyarakat Pers dan PHRI Pokja Gelar Tasyakuran dan Penyematan Nama Sungai Gus Ipul
    Kodim 1715/Yahukimo Melaksanakan Minggu Kasih Dengan Berbagi Makanan Kepada Jemaat Gereja Maranatha dan Gereja Eben Haezer Dekai Dalam Rangka HUT Kodam XVII/Cenderawasih Ke-61 Tahun
    Komnas Perempuan Apresiasi Kinerja Polda NTB dalam Penanganan Kasus Kekerasan Seksual IWAS
    Jelang Hari Juang TNI AD Ke-79 Tahun 2024, Prajurit Kodim 1710/Mimika Gelar Doa Bersama Secara Terpimpin
    Ketua Umum SMSI Lantik Pengurus Forum Pemimpin Redaksi Media Siber Indonesia Periode 2024-2029
    Tokoh Sumatera Menguat dan  Berpeluang Pimpin Forum Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se Indonesia
    Selalu Sigap dalam Memberikan Bantuan Pengobatan, Tim Kesehatan Satgas Yonif 115/ML Pos Wuyuneri Sangat Disayangi oleh Masyarakat Kampung Wuyuneri
    Tokoh Sumatera Menguat dan  Berpeluang Pimpin Forum Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se Indonesia
    Mayjen Farid Makruf Dampingi Kedatangan Panglima TNI di Bangkalan
    Tony Rosyid: Kalah Debat, Kenapa Dibawa Keluar Arena?
    Desak Anies Uncut di Mataram

    Ikuti Kami